Terlihat bahwa hasil perhitungan elastisitas berbeda. Untuk hal semacam ini, dapat digunakan penghitungan elastisitas harga produk dengan cara busur, yaitu dengan merata-ratakan kedua tingkat harga dan jumlah produk diminta. Rumus untuk elastisitas dengan cara busur adalah:
EHP = 

Angka 1 menunjuk pada kondisi mula-mula dan angka 2 menunjuk pada kondisi akhir. Dengan demikian elastisitas harga dari titik C (1) ke D (2) adalah:
EHP=
,

Sedangkan elastisitas harga dari titik D (1) ke C (2) adalah:
EHP= 

Terlihat bahwa hasil kedua perhitungan memperoleh angka yang sama. Nilai elastisitas sebesar -5/7, menunjukkan bahwa antara titik C dan D, 7% perubahan harga akan mengakibatkan 5 % perubahan jumlah produk yang diminta.
Nilai elastisitas harga produk pasti negatif, karena sesuai dengan hukum permintaan yang menunjukan korelasi negatif antara jumlah produk diminta dengan harga produk tersebut. Oleh karena itu nilai elastisitas harga produk biasanya diutamakan. Berdasarkan nilai mutlaknya, elastisitas dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Permintaan elastis jika Ehp > 1. Permintaan elastis menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah produk yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya atau dengan kata lain permintaan produk tersebut sangat peka terhadap perubahan harga.
b. Permintaan inelastik jika Ehp < 1. Permintaan inelastis menunjukkan bahwa perubahan jumlah produk yang diminta lebih kecil dari persentase perubahan harganya atau dengan kata lain permintaan.
c. Permintaaan unitari elastis jika Ehp = 1. Permintaan unitari elastisitas menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah produk yang diminta sama dengan persentase perubahan harganya.
Sumber : elearning.upnjatim.ac.id
