Photobucket

Selasa, 23 Oktober 2012

INDONESIA TANPA JIL

Website :

http://www.indonesiatanpajil.com/

Facebook :
 
https://www.facebook.com/tanpajil.pusat

FansPage Facebook :

https://www.facebook.com/IndonesiaTanpaJIL

Twitter :

@TanpaJIL




Read More..

Pesan Sebuah Kejadian...

...mencari...menemukan...membaca...mengartikan...memahami....

...dari kejadian - kejadian yang terjadi sampai hari ini...

.. pengharapan untuk sebuah keinginan...

 Bingung.. banyak potret-potret yg ada di setiap ruang kosong jauh di dalam pikiran... tapi kenapa masih belum bisa memahami... naif?

ini bukan soal tentang kisah c*nt*, sama sekali bukan...

alasan... apa ini semua terjadi karena itu...

hidup... bertahan adalah cara setiap mahluk yang ada untuk menunjukkan keberadaannya...

akhir... titik sisa dimana tidak ada titik titik untuk dilewati...


"One day you will regret what you have done and when you realize it there is no one deserve to blame except yourself..."


Read More..

Kamis, 18 Oktober 2012

Berbicara Sesuai Konteks

Lama saya memandangi sehelai kertas lembar penilaian itu! Akhirnya, tangan saya mantap menuliskan nilai 2 pada kertas tersebut. Nilai 2 saya rasa tepat, karena memang saya tidak menyampaikan materi pelatihan dengan sederhana dan mudah dimengerti. Dalam skala 1-5, nilai 2 artinya kurang. Harus saya akui, saya memang mengalami kesulitan dalam hal penyampaian ketika menjelaskan materi Gaya Penyelesaian Masalah, dalam sebuah pelatihan yang diikuti oleh para pekerja garmen. Saya sangat bingung. Bagaimana menjelaskan (mengkomunikasikan) Kolaborasi, Kompetisi, Kompromi, Avoiding, Akomodasi -yang merupakan gaya penyelesaian masalah- dengan cara sederhana dan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta.
Komunikasi memang tidak mudah. Ia tidak hanya butuh keahlian, tapi juga seni dalam memahami lawan bicara dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan mereka. Sebab jika tidak, alih-alih peserta mengerti, mereka akan acuh tak acuh mendengarkan pembicaraan kita. Parahnya lagi, mereka bisa saja meninggalkan kita berbicara sendirian 
Saya jadi ingat ketika SBY berpidato di hadapan ribuan anak pada perayaan Hari Anak 29 Agustus lalu. Dengan sasaran pidato anak-anak, SBY menggunakan bahasa “tingkat tinggi” yang sulit untuk dipahami oleh anak-anak. SBY juga menggunakan istilah-istilah Bahasa Inggris, dimana tidak semua anak mengerti bahasa Inggris. Apalagi, istilah Inggris yang diucapkan SBY, adalah istilah yang menyangkut konteks pembangunan, bukan istilah bahasa Inggris sehari-hari yang dekat dengan dunia anak.
Berikut beberapa contoh bahasa Inggris yang diucapkan SBY dalam pidatonya pada ribuan anak:
  • Mindset
  • Culture shock
  • Future shock
  • all the flowers of all the tomorrows are in the seeds today
Yah, jelas saja kalau anak-anak bosan, mengantuk, dan bahkan ada yang tertidur. Karena, bahasa yang digunakan itu terasa “jauh” dari dunia anak-anak.
Jadi, jelaslah bahwa berkomunikasi dalam bahasa yang sesuai dengan lawan bicara, adalah syarat penting demi tercapainya tujuan komunikasi. Masalahnya adalah, bagaimana caranya agar kita bisa berkomunikasi dalam bahasa yang sesuai dengan lawan bicara? Tak ada rumus pasti. Semua tergantung kemauan diri untuk memahami “apa dan siapa” lawan bicara dan mencoba berbicara dalam ranah mereka. Berbicaralah menurut konteks lawan bicara! Disertai niat tulus, niscaya tujuan komunikasi pasti tercapai.

sumber : http://puansarisiregar.wordpress.com/2012/09/03/berbicara-sesuai-konteks-lawan-bicara/
Read More..

Bahasa Alay

Alay atau singkatan dari anak lebay adalah istilah yang saat ini sedang populer di Indo. Entah darimana datangnya istilah tersebut saya pun kurang mengetahuinya. Penggunaan kata alay biasanya digunakan untuk menghina atau merendahkan seseorang dikarenakan tampangnya yang jelek, pakaian yang digunakan berlebihan sehingga membuatnya terlihat norak, model rambut yang out of date atau diwarna-warni seperti pelangi, tulisan dengan huruf besar kecil plus angka dan masih banyak lagi.

Contoh anak alay yang saya temukan di jejaring sosial :

Facebook

Twitter

Foto

Contoh bahasa alay dan artinya :
Aqu/aqu/aqueh/aQ     : aku
Qmu/qamoh/kamuch  : kamu
Eaa/Iaa/euaah            : iya
4paah/Afah/aVah       : apa
miapah?                    : demi apa?
ciyus?                       : serius?
Enelan?                    : beneran?
Saqieett                    : sakit
ati/h4tie                    : hati
imoet/imuch              : imut
luchuch                     : lucu
krenz/kerrend           : keren
k3m4n4 y4cH          : kemana ya
kanGg3n                  : kangen
bet/bed/beud            : banget


Ya seperti itulah alay yang saya temukan memang sangat sulit untuk dimengerti bahasa yang mereka gunakan. Dan juga mengganggu mata ketika mencoba membacanya. Dan sepertinya tren bahasa alay atau gaya alay masih akan terus ada di Indo entah sampai kapan.
Read More..

Jumat, 05 Oktober 2012

Bagaimana Sikap Generasi Muda Dalam Melestarikan Bahasa Indonesia?

    Akhir - akhir ini kita sering mendengar banyak sekali anak muda yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Bisa kita liat contohnya seperti anak - anak muda pada acara musik di televisi, kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa lo-gue atau bisa kita sebut sebagai bahasa gaul. Tidak hanya pada acara televisi tetapi juga di sekolah - sekolah. Hampir seluruh siswa/siswi tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan mereka seakan-akan tidak perduli dengan bahasa negaranya sendiri.

    Hal ini tentu sangat memprihatinkan sekali. Bagaimana Indonesia bisa bersaing dengan negara lain jika rakyatnya sendiri tidak mau menghargai bahasa negaranya. Sebenarnya ada banyak cara untuk melestarikan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah memberikan penjelasan sejarah mengenai perkembangan bahasa Indonesia ke generasi muda. Sehingga generasi muda bisa mengetahui bagaimana bahasa mereka bisa terbentuk.

    Sikap yang benar sebagai generasi muda adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia secara benar dan tepat. Baik itu di rumah, di tempat umum, di sekolah ataupun dimana saja. Rasa kebanggan dan memiliki harusnya ada dalam diri generasi muda saat ini. Bukan malah lebih mementingkan bahasa inggris atau bahasa gaul. Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, sebagai generasi penerus sudah sepantasnya mencintai negara dan bahasa negaranya.
Read More..

Kamis, 04 Oktober 2012

Prinsip Usability


 *Robustness*
Prinsip ini diartikan sebagai kehandalan sebuah sistem dalam mencapai tujuan khususnya dari sudut pandang pengguna . Dalam pencapaain, dibutuhkan empat criteria yaitu :
1)  Observability
Pengguna bisa melakukan observasi pendahuluan sebelum benar-benar melakukan proses  yang sesungguhnya.
2)  Recoverability
Kemampuan koreksi dari sistem jika pengguna melakukan kesalahan.
3)  Responsiveness
Sebuah sistem yang responsif berarti mampu menerima tindakan user dengan stabil tanpa ada kendala yang  timbul akibat komunikasi dari pengguna.
4)  Task conformance
Kenyamanan pengguna dalam melakukan pekerjaan yang terdapat dalam sistem yang dianggap handal.
*Flexibility*
Sebuah sistem yang dianggap memnuhi usability, diharapkan dapat dioperasikan dengan prosedur yang tidak  kaku. Sebuah sistem yang dianggap memnuhi standar  fleksibilitas jika memnuhi konsep sebagai berikut :
1)  Dialogue initiative
Pengguna memiliki kebebasan dalam sebuah kotak dialog, contoh : dalam kotak dialog penyimpanan dokumen, terdapat tombol untuk meneruskan proses dan sekaligus membatalkan.
2)  Multi Threading
Pengguna dapat menjalankan aplikasi lain ataupun proses lain di saat sebuah proses lain di saat sebuah proses atau sistem sedang dijalankan.
3)  Task Migrability
Kemempuan untuk melakukan migrasi, baik berupa data ataupun hasil proses ke aplikasi lain, contoh : hasil sebuah proses dapat diedit di aplikasi word processor.
4)  Substitutivity
Sebuah perintah dapat diganti dengan padanan lain, contoh : penyediaan shortcut.
5)  Costumizability
Desain dapat dimodifikasi oleh pengguna secara adaptif atau sesuai dengan tujuan utama masing-masing,  contoh :  pengaturan toolbar dan letak icon.
*Learnability*
Seseorang pengguna pemula  mampu mempelajari sistem mempelajari sistem dan memanfaatkan sistem secara optimal. Di dalam prinsip ini terbagi menjadi lima bagian yaitu :
1)  Predictability
Pengguna mampu menentukan hasil  dari sebuah tindakan didalam sistem. Contoh : jika terjadi klik tombol simpan maka pengguna dapat menebak bahwa hasil dari tindakan tersebut adalah  menyimpan data.
2)  Synthesizability
Pengguna dapat melihat hasil yang terjadi atau tanda sedang terjadinya suatu proses sesegera mungkin.
3)  Familiarity
Melakukan analogi dalam desain sitem dengan aplikasi sejenis ataupun alat sejenis yang sebelumnya telah dianggap populer.
4)  Generalizability
Membuat desain operasi sistem yang juga berlaku sama di aplikasi lain yang sejenis, contoh : operasi  edit(cut/copy /paste).
5)  Consistency
Konsisten dalam penggunaan berbagai istilah maupun ukuran.

Sumber: http://viallyhardi.wordpress.com/2010/02/18/usability/
Read More..
Nihon sya miitingu logo Pictures, Images and Photos